PENGGUNAAN PARTOGRAF


Menggunakan Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan. Tujuan utama dan penggunaan partograf adalah untuk :
  • Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
  • Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu penolong persalinan untuk :
-         Mencatat kemajuan persalinan.
-         Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
-         Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
-         Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya nenvulit.
Partograf harus digunakan :
  • Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun adan penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
  • Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll).
  • Secara rutin oleh sernua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis Obgin, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteran).
Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Pencatatan selama fase laten persalinan
Seperti yang sudah dibahas di awal bab ini kala satu persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yang clibatasi oleh pembukaan serviks :
  • fase laten : pembukaan serviks kurang dan 4 cm
  • fase aktif : pcrnbukaan serviks dan 4 sampai 10 cm
Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus di catat. Hal ini dapat direkani secara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan atau pada Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intervensi harus dicatat.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :
  • denyut jantung janin: setiap 1/2 jam
  • frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap 1/2 jam
  • nadi: setiap 1/2 jam
  • pembukaan serviks: setiap 4 jam
  • penurunan: setiap 4 jam
  • tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam
  • produksi urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam
Jika ditemui tanda-tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi, harus lebih sering di lakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila dalam diagnosis keja ditetapkan adanya penyulit dalam persalinan. Jika frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya. Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit. Ibu dipulangkan di rumah, penolong persalinan boleh meninggalkan ibu hanya setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam kondisi baik. Pesankan pada ibu dan keluarganya untuk memberitahu penolong persalinan jika terjadi peningkatan frekuensi kontraksi (perlu diskusi).
Pencatatan selama fase aktif persalinan: Partograf
Halaman depan partograf (lihat Gambar 2-3) mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, terrnasuk :
  1. A. Informasi tentang ibu:
-         nama, umur;
-         gravida, para, abortus (keguguran);
-         nomor catatan medis/nomor puskesmas;
-         tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu);
-         waktu pecahnya selaput ketuban.
  1. B. Kondisi janin:
-         DJJ;
-         warna dan adanya air ketuban;
-         penyusupan (molase) kepala janin.
  1. C. Kemajuan persalinan:
-         pembukaan serviks;
-         penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin;
-         garis waspada dan garis bertindak.
  1. D. Jam dan waktu:
-         waktu mulainya fase aktif persalinan;
-         waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
  1. E. Kontraksi uterus:
-    frekuensi dan lamanya.
  1. F. Obat-obatan dan cairan yang diberikan:
-         oksitosin;
-         obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
  1. G. Kondisi ibu:
-     nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh; urin (volume, aseton atau protein).
  1. H. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalarn kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan).
Mencatat temuan pada Partograf
  1. A. Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat rnemulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: “jam” pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.
  1. B. Kesehatan dan kenyamanan janin
Kolom, lajur dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin)
  1. 1. Denyut jantung janin
Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian Pemeriksaan fisik dalam bab ini, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dewngan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus (Gambar 2-6).
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka l dan 100. Tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160. Lihat Tabel 2-1 untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan jika DJJ melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf.
  1. 2. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ (Gambar 2-6). Gunakan lambang-lambang berikut ini :
  • U : ketuban utuh (belum pecah)
  • J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
  • M : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
  • D : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
  • K : ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (“kering”)
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau >180 kali per menit), ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai (lihat Tabel 2-1)
Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir (lihat tabel 2-1)
  1. 3. Molase (penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul (CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproprosi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang scsuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat temuan dikotak yang sesuai (Gambar 2-6) di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
0    :     tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1    :     tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2    :     tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan
3    :     tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
C. Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks (Gambar 2-6). Masing-masing angka mempunyai lajur dan kotak tersendiri. Setiap angka/kotak menunjukkan besarnya pembukaan serviks. Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada lajur di atasnya, menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Masing-masing kotak di bagian ini menyatakan waktu 30 menit.
  1. 1. Pembukaan serviks
Dengan rnenggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan dan setiap pemeriksaan. Tanda “X’ harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan-temuan dan pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda ‘X” dan setiap perneriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
Contoh : Perhatikan contoh partograf untuk Ibu Rohati (Gambar 2-6) :
  • Pada pukul 17.00, pembukaan serviks 5 cm dan ibu ada dalam fase aktif. Pembukaan serviks dicatat di garis waspada” dan waktu pemeriksaan dituliskan di bawahnya.
  1. 3. Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Penieriksaan fisik di bab ini. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian tcrbawah atau presentasi janin.
Pada persalinan normal, kemajuan pernbukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Tapi kadangkala, turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm.
Kata-kata “Turunnya kepala” dan garis tidak terputus dan 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda “pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tuliskan tanda “S’ di nomor 4. Hubungkan tanda “0” dan setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
Contoh: Partograf untuk Ibu Rohati (Gambar 2-6) :
  • Pada pukul 17.00 penurunan kepala 3/5
  • Pada pukul 21.00 penurunan kepala 1/5
  1. 3. Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik di mana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan Selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dan 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase aktif yang memanjang, macet, dll). Pertirnbangkan pula adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit dan kegawatdaruratan obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan. Ibu harus tiba di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
D. Jam dan waktu
  1. 1. Waktu mulainya fase aktif persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
  1. 2. Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan
berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajur kotak diatasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks di garis waspada. Kernudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukkan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda di garis waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu di bawahnya (kotak ketiga dan kiri).
E. Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai (Gambar 2-4). Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, isi 3 kotak.
Nyatakan Iamanya kontraksi dengan:
F. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya dan cairan IV.
  1. 1. Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokurnentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
  1. 2. Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
G. Kesehatan dan kenyamanan ibu
Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan ibu.
  1. 1. Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
  • Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktifpersalinan. (lebih seringjika dicurigai adanya penyulit). Ben tanda titik pada kolom waktu yang sesuai (•).
  • Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika dianggap akan adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai:
  • Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih lebih jika meningkat, atau dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.
  1. 2. Volume urin, protein atau aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Jika memungkinkan setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya ase ton atau protein dalam urin.
H. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf. atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.
Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinik mencakup :
  • Jumlah cairan per oral yang diberikan
  • Keluhan sakit kepala atau pengelihatan (pandangan) kabur
  • Konsu dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum)
  • Persiapan sebelum melakukan rujukan
  • Upaya rujukan

INGAT :
  1. Fase laten persalinan didefinisikan sebagai pembukaan serviks kurang dan 4 cm. Biasanya fase laten berlangsung tidak lebih dan 8 jam.
  2. Dokumentasikan asuhan, pengamatan dan pernenksaan selama fase laten persalinan pada catatan kemajuan persalinan yang dibuat secara terpisah atau pada kartu KMS.
  3. Fase aktif persalinan didefinisikan sebagai pembukaanserVikS dart 4 sampai 10 cm. Biasanya, selania fase aktif, terjadi pembukaan serviks sedikitnya 1 cm/jam..
  4. Saat persalinan maju dan fase laten ke fase aktif, dimulailah pencatatan pada garis waspada di patrograf.
  5. Jika ibu datang pada saat fase akiif persalinan pencatatan kemajuan pembukaan serviks dilakukan pada ganis waspada.
  6. Pada persalinan tanpa penyulit, catatan pembukaan seviks umumnya tidak akan melewati garis waspada.
Pencatatan pada lembar belakang Partograf
Halaman belakang partograf (Gambar 2-5) merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai Catatan Persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala empat untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai/memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang dan bersih aman.
CATATAN PERSALINAN
  1. Tanggal : ………………………………………………………………………………………….
  2. Nama bidan :……………………………………………………………………………………..
  3. Tempat Persalinan :
Rumah Ibu                                                 Puskesmas
Polindes                                                    Rumah Sakit
Klinik Swasta                                           Lainnya :…………………
  1. Alamat tempat persalinan :………………………………………………………………….
  2. Catatan:        rujuk, Kala : I / II / III / IV
  3. Alasan merujuk :………………………………………………………………………………..
  4. Tempat rujukan :………………………………………………………………………………..
  5. Pendamping pada saat merujuk:
Bidan                                                         Teman
Suami                                                        Dukun
Keluarga                                                    Tidak ada
KALA I
  1. Partograf melewati garis waspada: Y/T
  2. Masalah lain, sebutkan:……………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………..
  1. Penatalaksanaan masalah tsb:……………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………..
  1. Hasilnya……………………………………………………………………………………………
KALA II
  1. Episiotomi :
Ya, indikasi………………………………………………………………………………….             Tidak
  1. Pendamping pada saat persalinan:
Suami                                                        Dukun
Keluarga                                                    Tidak ada
Teman
  1. Gawat janin:
Ya, tindakan yang dilakukan:
a   ………………………………………………………………………………………………
b   ………………………………………………………………………………………………
c   ………………………………………………………………………………………………
Tidak
  1. Distosia bahu
Ya, tindakan yang dilakukan
a   ………………………………………………………………………………………………
b   ………………………………………………………………………………………………
c   ………………………………………………………………………………………………
Tidak
  1. Masalah lain, Sebutkan :…………………………………………………………………….
  2. Penatalaksanaan masalah tersebut:…………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………..
  1. Hasilnya……………………………………………………………………………………………
KALA III
  1. Lama kala III:…………………………………………………………………………. Menit
  2. Pemberian Oksitosin 10 U IM?
Ya, waktu : ……………………………menit sesudah persalinan
Tidak, alasan……………………………………………………………………………….
  1. Pemberian ulang Oksitosin (2x)?
Ya, alasan :………………………………………………………………………………….
Tidak
  1. Penegangan tali pusat terkendali?
Ya,
Tidak, alasan:………………………………………………………………………………
  1. Rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri?
Ya,
Tidak, alasan:………………………………………………………………………………
  1. Plasenta lahir lengkap (intact) : Ya/Tidak
Jika tidak lengkap, tindakan yang dilakukan:
a.    …………………………………………………………………………………………….
b.    …………………………………………………………………………………………….
  1. Plasenta tidak lahir > 30 menit: Ya/Tidak
Ya, tindakan:
a.   ……………………………………………………………………………………………..
b.   ……………………………………………………………………………………………..
c.   ……………………………………………………………………………………………..
  1. Laserasi:
Ya, dimana…………………………………………………………………………………..
Tidak
  1. Jika laserasi perineum, derajat : 1 / 2 / 3 / 4
Tindakan :
Penjahitan, dengan/tanpa anestasi
Tidak dijahit, alasan:…………………………………………………………………….
  1. Atonia uteri:
Ya, tindakan
a.   ……………………………………………………………………………………………..
b.   ……………………………………………………………………………………………..
c.   ……………………………………………………………………………………………..
Tidak
  1. Jumlah perdarahan:……………………………………………………………………… ml
  2. Masalah lain, sebutkan………………………………………………………………………
  3. Penatalaksanaan masalah tersebut:…………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………..
  1. Hasilnya:…………………………………………………………………………………………..
BAYI BARU LAHIR
  1. Berat Badan ………………………………………………………………………….. garam
  2. Panjang…………………………………………………………………………………. cm
  3. Jenis kelamin :  L/P
  4. Penilaian bayi baru lahir : baik / ada penyulit
  5. Bayi lahir:
Normal, tindakan:
mengeringkan
menghangatkan
rangsangan taktil
bungkus bayi dan tempatkan di sisi ibu
tindakan pencegahan infeksi mata
Asfiksia ringan/pucat/biru/lemas, tindakan:
mengeringkan                                     menghangatkan
rangsangan taktil                                lain-lain, sebutkan:
bebaskan jalan napas                        ………………………………..
bungkus bayi dan tempatkan di sisi ibu
Cacat bawaan, sebutkan:………………………………………………………………
Hipotermia, tindakan:
a.  …………………………………………………………………………………………
b.  …………………………………………………………………………………………
c.  …………………………………………………………………………………………
  1. Pemberian ASI
Ya, waktu:……………jam setelah bayi lahir
Tidak, alasan:………………………………………………………………………………
  1. Masalah lain, sebutkan:……………………………………………………………………..
Hasilanya:…………………………………………………………………………………………
PEMANTAUAN PERSALINAN KALA IV
Jam Ke
Waktu
Tekanan darah
Nadi
Temperatur
Tinggi fundus uteri
Kontraksi uterus
Kandung kemih
Perdarahan
1
2
Masalah Kala IV :…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Penatalaksanaan yang dilakukan untuk masalah tersebut:……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Bagaimana hasilnya?……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………